Penulis: Desmond J. Mahesa
Tebal: xxii + 330 hlm
Penerbit: VisiMedia Pustaka
ISBN: 979-065-150-3
Harga: Rp84.000,-
Meski judulnya agak provokatif, Presiden Offside, Kita Diam
atau Memakzulkan, buku ini menarik bukan semata karena agak nekat “berani
menilai kinerja Presiden”. Buku ini menarik karena merefleksikan kegelisahan
kita sebagai bangsa terkait karut-marutnya hukum dan masih jumawanya politik
terhadap hukum. Latar belakang pengalaman penulisnya, Desmond J. Mahesa, yang
pada masa lalu menjadi aktivis yang sangat kritis serta posisi politiknya saat
ini, menjadikan buku ini kuat dalam data dan analisis. Tata kalimat dan gaya
bahasanya cukup ekspresif sehingga menarik pembaca dan enak dibaca. Membaca
buku ini dapat memperluas cakrawala pemahaman kita tentang problem yang kita
hadapi sekaligus memperkuat kesadaran kita sebagai warga bangsa yang mempunyai
hak dan kewajiban konstitusional.
Prof. Dr. Mahfud M.D, Ketua Mahkamah Konstitusi
Dalam sistem presidensialisme maka presiden pasti sering
offside, hal itu karena dialah muara dan tanggung jawab pemerintahan. Buku ini
berkata jujur, kita harus mulai melihat bahwa presiden adalah penanggung jawab
banya permasalahan di sekitar kita. Ini bukan agenda menjatuhkan presiden, kita
tahu bahwa dalam sistem, ini lembaga ini kuat., lini adalah soal mengembalikan
hakikat presidensialisme.
Fahri Hamzah, SE, Mantan anggota Komisi III DPR, kini Komisi
XI DPR, dan Fraksi PKS
Desmond ternyata belum kehilangan daya kritisnya. Di saat
banyak pihak terkesan ‘alergi’ dengan kata pemakzulan, mantan aktivis ini
justru tampil berani dengan isu tersebut. Buku ini secara gamblang menyajikan
pelanggaran hukum serta tuduhan kebohongan (perbuatan tercela) yang dilakukan
presiden dan/atau wakilnya. Jalan pemakzulan menjadi penting ditempuh DPR untuk
membersihkan lembaga kepresidenan.
Bambang Soesatyo, SE, MBA, Anggota Komisi III DPR dan Fraksi
Partai Golkar
Pemakzulan sesungguhnya bukanlah industri politik, tetapi
sesungguhnya adalah jaminan kepastian hukum kepada seluruh pemangku jasa
kepentingan dari suatu negara, yaitu rakyat, pasar, dan kekuasaan. Oleh
karenanya, pemakzulan bukanlah barang haram jikalau harus dilakukan. Justru dia
akan menjadi sebaliknya jikalau harus dilakukan dan tidak dilakukan oleh
parlemen, karena sesungguhnya bandul ketidakpastian yang kemudian mengganggu
akselerasi negara mencapai tujuannya bisa menjadi dose tersendiri bagi
parlemen. Yang pasti, buku ini akan menambah bunga rampai sejarah
ketatanegaraan bangsa ini untuk berdialektika akan pemakzulan dalam segala
dimensi termasuk akademis.
Dr. Andi Irmanputra Sidin, SH, MH, Pemikir Hukum Tata Negara
Buku Presiden Offside ini merekam gejolak kegeraman dan
kegelisahan batin penulisnya. Didasarkan pada rangkaian fakta-fakta yang
diamati dan dicatatnya dengan cukup rinci, buku ini patut dan layak dibaca. Ada
beberapa peristiwa panting, yang mungkin luput dari perhatian, terdapat dalam
buku ini. Setelah membaca buku ini, kita tetap yakin dan bangga bahwa Desmond
J. Mahesa tetap seorang aktivis. Ditandai dengan pernyataannya: “Rezim akan
berganti, tetapi semangat reformasi tidak boleh mati”
Ahmad Yani, SH, MH, Anggota Komisi III DPR dan Fraksi PPP