Sumur Welut, Desa Kuno Berbalut Kisah Mistis

Oleh: Mawan Sidarta | 13 September 2013 | 22:35 WIB

Kota tua Surabaya merupakan metropolitan kedua setelah
Jakarta ibu kota negara yang gemerlap itu. Sebagai kota
besar kedua kota berjuluk Kota Pahlawan ini sebagian
besar wilayahnya dipenuhi bangunan-bangunan modern.
Gedung-gedung bertingkat banyak dijumpai di kota ini.
Namun ada sebuah desa yang terletak di Kecamatan
Lakarsantri Surabaya Barat yang masih terlihat asri dan
tetap mempertahankan kearifan lokal.

Desa itu bernama “Sumur Welut”. Kata “Welut” berarti
belut. Konon menurut cerita masyarakat setempat, dulu di
pinggir jalan desa itu ada sebuah sumur tua yang
berukuran besar. Dalam sumur itu banyak ditemukan
hewan belut. Sejak saat itu masyarakat desa setempat
menamakannya “Sumur Welut”.
Cerita ini berkembang dari mulut ke mulut sampai
sekarang. Saya sempat berbincang-bincang dengan ibu
pemilik warung mie ayam yang mangkal di pinggir jalan
tidak jauh dari lokasi Situs Sumur Welut. Sambil
menikmati mie ayam saya bertanya banyak hal seputar
situs kuno ini. Menurut ibu itu “dulu warga seisi desa ini
meminum air di sumur itu. Sumur itu menjadi satu-
satunya sumur yang airnya digunakan untuk minum
seluruh warga desa”. Kebutuhan akan air minum untuk
kehidupan sehari-hari warga desa kala itu sangat
tergantung dengan sumur yang berukuran kira-kira 10 kali
sumur biasa ini.
Secara turun-temurun akhirnya warga desa meyakini kalau
sumur ini menjadi “Sumur Panguripan” (Sumur
Kehidupan). Kini Situs Sumur Welut masih terawat dengan
baik. Di dalam kompleks situs yang diyakini sudah ada di
masa Kerajaan Majapahit ini terdapat beberapa kolam ikan
(Jawa = balong). Sebuah pendopo dan beberapa pohon
beringin yang sebagian batangnya diselimuti kain putih.
Diantara beringin itu ada sebuah pohon lagi berukuran
besar.

Ibu pemilik warung mie ayam menambahkan bahwa Desa
Sumur Welut hingga kini masih diliputi kisah mistis.
Pernah suatu ketika seorang pengendara yang melintas di
jalan desa ini dikejutkan dengan kehadiran ular berukuran
sangat besar. Menurut penglihatan pengendara itu ular
tersebut tidak terlihat kepala dan ekornya. Hanya sekilas
badannya yang berukuran sangat besar. Warga desa yang
mendengar cerita pengendara tadi juga membenarkan
kalau Desa Sumur Welut ini memang ada penunggunya.
Desa Sumur Welut menurut sejarahnya memang memiliki
kisah unik dibalik penemuan sumur kuno di desa ini.
Sayangnya tidak ada bukti otentik berupa prasasti atau
pahatan di dinding batu di dekat ditemukannya sumur
kuno berukuran besar itu. Sehingga bisa dijadikan bahan
belajar untuk generasi sekarang. Namun berdasarkan
cerita turun-temurun di kalangan masyarakat Desa Sumur
Welut diketahui bahwa dulu pernah ada beberapa
pedagang dari Gresik yang melintas di jalan desa ini untuk
memasarkan hasil pertanian mereka.
Kuda-kuda yang mereka gunakan untuk mengangkut hasil-
hasil pertanian itu sangat kelelahan. Dari mulutnya keluar
busa. Pikir para pedagang, kuda-kuda mereka itu hampir
sekarat. Lalu mereka berinisiatif mencari sumber air untuk
minum kuda-kuda mereka yang sedang sekarat itu.
Digalilah sumur di pinggir jalan yang mereka lalui. Aneh
bin ajaib setelah meminum air di sumur yang mereka gali
itu akhirnya kuda-kuda mereka sehat kembali. Pulih seperti
sedia kala hingga akhirnya bisa melanjutkan perjalanan
menuju Desa Sepanjang (Surabaya-Sidoarjo) untuk
memasarkan hasil pertanian mereka.

Kisah misteri seputar sumur kuno dan desa ini tidak
berhenti sampai di situ. Penjual mie ayam plus ceker ini
juga mengisahkan bahwa warga Desa Sumur Welut juga
sering melihat seekor buaya berwarna putih di sungai desa
ini. Mereka juga meyakini kalau buaya itu juga salah satu
kekuatan gaib yang menunggu desa ini. Pokoknya hingga
saat ini desa ini masih diselimuti kabut mistis kekuatan
gaib. Setiap periode tertentu dilakukan ritual ruwat desa.
“Seperti pada 17 Agustus 2013 yang baru lalu, desa ini juga
meriah dengan perayaan sedekah bumi” papar penjual mie
ayam.

Kisah mistis juga dialami pengunjung kolam pancing di
desa ini. Pernah suatu malam salah satu pemancing
mengalami kejadian seperti dilempar batu oleh seseorang
yang tidak diketahui saat mereka memancing sampai
tengah malam. Juga pernah ada kejadian aneh,Â
seseorang meninggal mendadak gara-gara mengolok-olok
Sumur Welut karena airnya yang keruh kok diminum orang.
Benar tidaknya cerita-cerita mistis itu hanya Tuhan yang
tahu. Kenyataan memang hingga kini cerita-cerita mistis
masih menyelimuti desa yang sudah berusia ratusan tahun
ini.
Desa Sumur Welut terbukti sampai sekarang masih
mempertahankan suasana alami pedesaan di tengah arus
modernisasi yang mulai menggerus desa ini. Di beberapa
tempat di kawasan ini mulai dibangun estate-estate
berkelas. Perumahan mewah yang diperuntukkan bagi para
pendatang berduit. Namun di sisi lain desa yang memiliki
beberapa danau kecil ini terlihat unik dengan kisah
mistisnya di tengah Metropolitan Surabaya.

Desa Sumur Welut termasuk desa kuno dengan kisah
mistisnya. Desa ini berpotensi menjadi desa tujuan wisata.
Ada beberapa kolam pancing dan danau dengan panorama
yang menarik yang bisa traveler kunjungi. Kawasannya
yang terlihat jauh dari hingar-bingarnya Kota Surabaya
menjadikan desa ini cocok untuk “ritual menyepi”. Tidak
mengherankan bila di lokasi Situs Sumur Welut sendiri
warga sekitar maupun para pendatang sering mengadakan
ritual di lokasi yang juga dinamakan “pepunden
pasepen” (pepunden = lokasi yang dianggap keramat,
pasepen = penyepian, hening).

Saat melancong ke Surabaya, traveler bisa menyempatkan
diri untuk singgah di desa ini. Perjalanan bisa dilakukan
dengan kendaraan umum dari Terminal Joyoboyo
Surabaya. Ada banyak warung kuliner berdiri di sekitar
situs sumur kuno itu. Penjual lukisan juga ada di sana.
Sepulang dari mengunjungi situs, traveler bisa pulang
membawa oleh-oleh berupa lukisan cantik.